Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Ulama terkemuka Syiah, Ayatollah al-Uzhma Jawadi Amoli, memperingatkan bahwa apabila terjadi perpecahan antara rakyat dan pemerintah, fondasi negara akan melemah dan keadilan akan terancam.
Dalam pelajaran etika mingguannya di Masjid A’zham Qom, beliau menjelaskan makna hadis Imam Ali a.s. dalam Nahjul Balaghah, bahwa setiap perbedaan yang didasari penentangan akan menimbulkan kesesatan dan kerusakan, sementara perbedaan yang lahir dari kerja sama dan tanggung jawab justru menjadi rahmat.
Ayatollah Jawadi Amoli menegaskan, pemimpin yang terombang-ambing antara akal dan hawa nafsu tidak akan mampu menegakkan keadilan. Ia menukil surat Imam Ali a.s. kepada Aswad bin Qutbah: “Jika keinginan seorang pemimpin bertentangan dengan akalnya, ia akan terhalang dari keadilan.”
Beliau menambahkan bahwa keberlangsungan pemerintahan bergantung pada keadilan. “Ketika kezaliman muncul dan ucapan para pemimpin menjadi bertentangan, agama dan negara akan rusak.”
Ayatollah menegaskan pentingnya para pejabat untuk berjuang menegakkan keadilan, memberikan ketenangan bagi rakyat, dan menepati janji dengan tulus. Ia menegaskan, menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat adalah bagian dari jihad di jalan Allah.
“Jihad tidak hanya di medan perang,” ujarnya, “tetapi juga dalam memperbaiki ekonomi, menjaga kehormatan bangsa, menekan inflasi, dan meringankan beban rakyat. Siapa pun yang berjuang di jalan ini termasuk mujahid fi sabilillah.”
Di akhir ceramah, beliau menekankan: “Jika pemerintah dan rakyat bekerja dengan niat yang ikhlas untuk Allah, keberkahan akan turun kepada masyarakat, dan sistem Islam akan tetap tegak dengan keadilan dan kejujuran.”
Your Comment